lundi 24 août 2009

Maaf loh tapi ini lucu banget!

Percakapan super ga penting hari ini, sangat ga penting bahkan apalagi buat ditulis disini, tapi yang ga penting-ga penting biasanya ASIK, kan? Huahahahaha...

(menulis sesuatu di pojok kanan atas)
Eits eits... 24???
Huahahah, 24??
8, kali.
8 sih versi mading,
24 versi diee, versi merekaaa,
versi aslinya? Yahhh 21 bolehlah...

Ngakngakngakngakkkkk...

Cupu ah. :p

jeudi 20 août 2009

Frontal. Maki-maki. Terpaksa, serius.

Gua heran sama orang-orang yang merasa dirinya super ganteng atau super cantik sampe bisa-bisanya ngeduain bahkan ngetigain pacarnya. Butuh kaca? Yuk mari dibeliin. Siapa tau kelakuan lo bisa mantul lewat kacanya. (baca : karma)

Gua heran sama orang-orang yang bisa-bisanya menyianyiakan kebaikan orang yang sayang sama mereka. Harusnya anda merasa beruntung, Mba, Mas. Mungkin anda terlalu sempurna untuk orang itu sehingga bisa seenaknya? Lagi-lagi, butuh kaca? Bersyukurlah sedikit, jangan lupa daratan. Turun ke bumi deh, jangan kelamaan di atas.

Gua heran sama orang yang punya 'main' dengan orang lain disaat dia seharusnya mengenal satu kata : SETIA. Jarak jauh? Komunikasi buruk? Beda kepercayaan? Udah ga cocok? Bosan bertengkar? Persetan dengan semua itu. Ga ada pembenaran untuk hal bernama "selingkuh", baby. Okay, selingkuhnya pake tanda kutip. Jadi kalo lo bilang bukan, bukan selingkuh, tapi cuma teman (tapi mesra), kaka (ketemu gede), temen (deket) doang dan apapun itu kegiatan atau namanya, terserah. Tetep aja nista. Kepercayaan itu mahal harganya. Ketika lo rusak itu, maka akan rusak untuk selamanya.

Gua heran sama orang-orang yang rela ngerusak dirinya, ngerusak orang yang dia sayang, demi kesenangan semu. Kenapa??? Egois, sungguh egois. Rusak lo, sumpah! Semoga lo malu sama kelakuan lo sendiri, ya. Amin.

.................

Cukup.
Gua benci semuanya.

Kalo lo ngerasa salah satu yang gua sebut diatas, percayalah, gua ga pernah berniat sekalipun membenci lo. Malah maunya biasa aja, urusan lo ya urusan lo, apakah itu sama orang lain, sama diri sendiri, atau sama Tuhan. Tapi maaf, beginilah. Pergi deh jauh-jauh...... Cuci dosa, gih.

Gua benci lo.



Bentar lagi puasa. Mungkin sekarang saatnya gua ngeluarin kebencian gua ini. Maaf-maaf aja ya. Ha,ha......

mercredi 12 août 2009

Karimun Java Rockin Island!

I've been here......



Best holiday ever. Will tell the story later! :)

mercredi 5 août 2009

For the sake of your future, our future, please...STOP.

... or, just go a-w-a-y.

However,,,,,, such a beautiful pictures, aren't they? *sigh*











... and the winner goes to....
Bad, bad award for you, dear.



My boyfriend!!!!!
(Gosh, you're the only guy here, anyway.)


Stop smoking, please.
It's not good for your health.
It's not good for your wife.
...

mardi 4 août 2009

UP UP UP !



Since review of the UP movie is really hype on this blogosphere, I won't write any review of the story for you all. All I can say is, it's a really beautiful cartoon movie, after all. You can burst your tears out from laughing and crying as well. Other cartoon movies I had watch usually makes me yawn and, sleep.


Okay, to be honest, I slept during this movie, when the first time I watched it with my bestfriend. May be because I was super tired after Bandung-Jakarta trip at that time, hehe. (Well,, fyi I slept during almost every movie I watched in the cinema at night, including Transformer 1 & 2, The Pirates of the Carribean 3, Kungfu Panda, Ratatouille, and so on. Oh thank's God I didn't sleep while watching Fantastic Four because of a gorgeous Chris Evans catched my eyes, haha). The 2nd I watched this movie with my boyfriend, it was totally a blast! Meaning I didn't sleep at all, hehe.



A heartwarming and a heart touching story, beautiful scenes, amazing colours, an extraordinary flow of the story, funny and amusing characters, all in one package.

Well, Pixar always do their best, I think.












Photo Source here

lundi 3 août 2009

***

Disaat itu aku terdiam. Memikirkan penawaranmu.
Begitu meyakinkan, begitu membuatku berpikir betapa bodohnya bila kusia-siakan kebaikanmu.
Yang lalu kusadari memang aku ini bodoh, pada saat itu.
Pada saat itu dimana mata ini rasanya ingin mengeluarkan setetes saja,
untuk membuang apa yang disebut sebagai masa lalu.

Tapi bulir itu tertahan, tak kunjung keluar.
Aku terlalu sibuk untuk meregangkan otot bibirku dan tersenyum kepada mereka.
Menyambut hangat genggaman tangan mereka dan ikut berbahagia dengan mereka.
Bukan mereka yang berbahagia karenaku, aku tau itu salah dan bukan apa adanya.
Tidak ada yang tahu, toh aku pandai memainkan peranku di dalam dunia penuh sandiwara ini.

Penghargaan wajib diberikan untuk orang yang berjanji akan berusaha.
Yang berjanji akan menjadi yang terbaik, tanpa diminta.
Tapi apalah arti sebuah janji untuknya?
Mungkin ekspektasi yang terlalu tinggi akan sebuah hal paling sederhana bernama janjilah yang membawaku ke lubang itu.

Lalu aku berenang mengarungi arus, berniat untuk tidak menoleh ke belakang,
mengikuti aliran arus yang membawaku,
karena kupikir semua akan mudah disaat aku mempraktekkan sebuah kata : ikhlas.
Tentu saja semua tidak semudah itu.
Penyebrangan dan pengaliran ini membuatku harus terseok seok,
terkadang tenggelam lalu muncul lagi,
tersangkut batu dan ranting yang merobek kulitku,
kedinginan di deras air,
karena akhirnya kusadari, dia tidak bersamaku.
aku sendiri.

Betapa kupikir dari awal,
dialah yang akan membimbingku melewati arus ini dan menyeberang sampai tujuan yang baru.
Ternyata tidak.
Dia masih ada di situ, diam saja tidak berbuat apa-apa.
Dia butuh pergi, aku tahu.
Tapi rupanya raganya yang terlihat kuat tidak sanggup untuk ikut denganku menyeberangi arus yang liar.
Tidak sanggup, pada awalnya
Tidak mau, pada kenyataannya.

Lalu aku mengubah haluanku,
demi kamu yang akan menyebrang bersamaku.
Kukorbankan semua yang bisa kukorbankan,
untuk membangun sebuah jembatan dengan tanganku sendiri, tanpa bantuan siapapun.
Jembatan untuk kita berdua melewatinya,
tanpa harus kau merasakan dingin dan liarnya arus dibawah.
Sehingga aku dan kau akan tiba di sebuah tujuan kita bersama,
dengan tenang, tanpa perlu kau bersusah payah.

Kutinggalkan kota tuaku dan arus liar itu kusambut.
Aku mulai membangun jembatan itu dengan sepenuh hati.
Tanganku terluka, peluh dan keringat, matahari menyengat.
Tak kuhiraukan semua itu,
karena kutahu, semua butuh pengorbanan.
Terkadang angin datang, mencoba mengguncang jembatan yang sedang susah payah kubuat.
Hembusan itu tak elak membuatmu menengok kembali ke sana.
Tapi aku percaya kau akan menyeberang bersamaku,
sehingga tak kuhiraukan binatang-binatang jalang yang datang mencoba merobohkan jerih payahku ini.
Aku percaya.
Aku percaya kepadamu.

Hingga suatu saat tiba.
Ada yang berhasil merubuhkannya.
Siapa? Anginkah ia? Binatang jalang? Hujan? Petir?
Tidak, aku tak gentar dengan semua itu.
Bukan, ternyata aku salah.
Bukan mereka, tapi kau!
Kau robohkan semua pengorbananku.
Kau tak mau tahu. Tidak. Mau.





Kalau begitu,
selamat tinggal ksatria berparas baja.
Parasmu memang baja,
tapi hatimu?
Bagaikan sebulir ludah yang kau jilat sendiri.
Hatimu tidak sekuat itu.
Baja? Jangan buat aku tertawa.
Lemah, egois, munafik, me-nye-dih-kan, kalau boleh aku lontarkan kata-kata kasar itu.
Berkembanglah, sambutlah dunia di depanmu.
Keluarlah dari lubang kotor yang kau buat sendiri.

Selayaknya aku menggali masa depanku ke angkasa, sekarang.

Pergilah dari kebodohan.....
dan kau akan melihat masa depan...

*
Pict from here.

Where are you?

A good friend will come bail you out of jail.

A true friend will be sitting next to you saying "Damn... We fucked up."



My life is empty without you all,
I really miss them; my friends...

Pict from here.